4 PUISI BAHASA INDONESIA PALING BANYAK DIMINATI
4 puisi unggulan yang pernah memenangkan lomba
Silahkan di tulis kembali ya...
Semoga bermanfaat......
1. Bunga pertama
Karya Aan
Aku adalah sosok yang buta, tak pernah mengenal
apa itu wanita
Aku tak pernah berurusan dengan cinta, karena
bagiku cinta
adalah dusta
Bagaimana tak dusta, ketika sang pecinta
berkata, “Aku tak bisa
hidup tanpamu, tanpamu aku mati”.
Hhh,,,kebohongan macam apa ini?
Tapi, sejurus
kemudian, aku diperlihatkan sesosok wanita cantik jelita
Matanya indah bak
permata
Wajahnya
cantik bagai bidadari surga
Dan
senyumnya, oh,,,senyum yang menyejukkan hati
Mungkinkah aku??
Ah,,, entahlah. Yang jelas, aku merasakan
gejolak yang aneh, hati yang berdesir, ketika aku melihatmu
Oh tuhan,
bagaimana caranya aku menyikapi perasaanku ini
Aku bingung,
sangat bingung
Dan aku, hanya
bisa menyebutmu dalam setiap doaku
Untukmu, bunga
pertamaku
2. Permaisuri
Impian
Karya Aan Haha
Kau adalah sosok yang
kudamba
Yang kuharapkan
menjadi masa depanku
Ketika kurancang
mimpiku, kau selalu menjadi bagian dalam setiap goresan tinta hitam
Entah itu fakta, atau
realita yang belum terlaksana
Semua yang berjiwa berharap, menjadi
pendamping bagi dirimu
Kau adalah idaman, bagi setiap calon
raja
Dan aku berharap, akulah raja bagi
dirimu
Raja sampai akhir hayat
Ini hukum alam, hanya
raja yang bisa mendampigi permaisuri
Hanya yang memenuhi
syarat yang mampu
Dan dengan waktu, aku
siap bermetamorfosis
Memenuhi hukum alam,
kau seperti magnet,
menarik setiap pejantan untuk mendekat
Dikala yang lain
menempuh jalan pendekatan
Kutempuh jalan lain
Kupilih doa sebagai
senjataku
Agar aku menang secara
terhormat
Menjadi juara dengan
penghargaan janur kuning
~Selesai~
3. “Negeriku Sarang Bedebah”
Oleh
Aan H.
Aku, kau
dan kita bangga tinggal di tanah surga
Negeri
yang elok, indah bagai taman digaris Khatulistiwa
Laut kita
adalah kolam susu,
Tanah kita
adalah emas, yang diatasnya membentang permadani hijau luas
Negeriku
negeri raksasa
Besar dan
gagah, bercokol di daratan Asia
Kita
bangga tinggal di wilayah bak istana
Ini
Indonesia, negeri yang kaya, negeri impian
Bagaimana
tak menjadi impian?
Ketika kau
lempar biji jadilah tanaman
Ketika kau
lempar kayu jadilah pohon
Negeriku
negeri yang subur
Negeriku
negeri yang makmur
Negeriku,
negeri yang penuh syukur
Tapi, itu
hanya doktrin belaka
Negeriku
tak seindah yang dikatakan
Kita hidup
di tanah yang terjual
Kekayaan
negeri ini, asing yang memegang kendali
Kita hidup
di luar tali pembatas
Menjadi
penonton di arena pribadi
Negeriku
sayang,
Negeriku
malang,
Kau rusak
oleh para bedebah
Mereka,
mereka yang berdasi tak ubahnya seperti penjajah
Menghisap
darah rakyat
Mencengkeram
bak Singa kelaparan
Mereka
jual sebagian Indonesia
Mereka
gadaikan negeri ini
Jikalau
bung Karno tahu, pasti akan marah
Tak rela
rakyatnya jadi budak di negeri sendiri
Sungguh,
niatan bung Karno membawa Indonesia menjadi mercusuar dunia telah gagal
Pelaksana
Negara yang tulus untuk bangsa telah lama mati
Tergantikan
oleh para elit ambisius
Kini, kita
harus telan pil pahit
Menjadi
budak di rumah sendiri
Rakyat
kita karyawan, merekalah bosnya, para asing
4. “Kau lebih besar dari yang kau
kira”
Karya Aan Haha
Hidupku gelap, hidupku penuh caci maki
Aku tak tahu apa musababnya,
Kutatap mereka yang besar, terasa terhimpit
diri ini tertindih oleh kekuasaan sang genius
Mereka besar, tak tertandingi olehku yang kerdil
Aku, bagai tertindas oleh fakta
Kegelapan masa
depan menghantui
Ketidakberdayaan masa kini menjadi
sebab
Aku sang pecundang, hanya bisa menjadi
penonton
Bagiku ini realita,
tak bisa dilawan oleh secuil harapan
Aku tertunduk, makin tertunduk, ditundukkan oleh
kekalahan
Seiring melesatnya waktu, aku sadar, yang kulihat adalah sisi
emas seseorang
Aku terlalu naïf, tak bisa menghargai permata yang disediakan
tuhan
Aku harus bangkit, bangkit seperti semut yang menggigit
Akan kugali permata
diriku
Untuk kujual bagi mereka yang ragu
Kini aku yakin, setiap jiwa yang berakal pasti
dititipkan bekal
Setiap pribadi yang hidup, pastilah besar
Hanya diperlukan waktu untuk kita tahu, dimana kebesaran
kita berada
Bangkitlah dan sadar, kau punya sesuatu untuk dibanggakan
Aku, kau dan kita tak berbeda
sama-sama punya harapan
Sama-sama punya mimpi
Dan yang pasti, aku tak kerdil
Aku bisa, aku raksasa
0 Response to "4 PUISI BAHASA INDONESIA PALING BANYAK DIMINATI"
Post a Comment